Belajar dan Berkarya di Negeri Gajah Putih: Cerita Mahasiswa Unesa Mengajar di Thailand

Songkhla, Thailand – Dua mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Karna Abadi dari Prodi Pendidikan Biologi dan Putri Adelia Puspita Yusuf dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, mencatat pengalaman luar biasa selama mengikuti Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Internasional di Thailand. Program ini dilaksanakan dari 13 Februari hingga 29 Maret 2025, bertempat di Masjid Musafirin Child Development Center dan Padangbezar Municipality School, Sadao, Songkhla, Thailand, tepat di perbatasan antara Thailand dan Malaysia.
Selama hampir dua bulan, Karna dan Putri tak hanya mengajar, tetapi juga menyelami budaya dan sistem pendidikan anak usia dini di Negeri Gajah Putih. Kegiatan dimulai sejak kedatangan mereka pada 11 Februari 2025, disambut hangat oleh pihak sekolah. Kehangatan itu menjadi titik awal perjalanan penuh inspirasi mereka.
Setiap hari dimulai dengan apel pagi dan senam bersama yang diikuti seluruh siswa dan guru. Dalam kegiatan ini, Karna dan Putri juga berperan sebagai instruktur senam, membawakan gerakan sederhana yang menyenangkan bagi anak-anak. Kehidupan sekolah berlangsung dari pukul 08.00 hingga 15.00 waktu Thailand. Anak-anak dibiasakan dengan rutinitas yang terstruktur, mulai dari upacara bendera, pembelajaran tematik, minum susu, makan siang bersama, hingga tidur siang.
Menariknya, meskipun berada di Thailand, sebagian besar siswa juga menggunakan bahasa Melayu dan Inggris selain bahasa Siam. Hal ini mencerminkan keragaman budaya yang hidup di kawasan perbatasan. Bahasa Inggris bahkan diajarkan sejak usia dini sebagai upaya membekali anak-anak dengan kemampuan komunikasi global.
Dalam kegiatan mengajar, Karna dan Putri membawakan materi Bahasa Inggris dengan pendekatan tematik dan berbasis pengalaman. Lagu, permainan, cerita bergambar, dan aktivitas praktis menjadi media utama untuk mengenalkan kosakata dasar kepada anak-anak. “Kami ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membangun kepercayaan diri mereka,” ujar Putri.
Tak hanya mengajar, mereka juga terlibat aktif dalam kegiatan harian seperti membantu makan siang, memeriksa tugas siswa, hingga mendampingi kegiatan kerajinan tangan. Dalam salah satu kegiatan, anak-anak diajak membuat kerajinan berbentuk matahari menggunakan kertas warna-warni. Selain menumbuhkan kreativitas, kegiatan ini juga memperkuat koordinasi motorik halus dan imajinasi mereka.
Karna juga mendapat kesempatan membimbing anak-anak dalam kegiatan mengaji. Di Masjid Musafirin, kegiatan ini menjadi momen spiritual yang mempererat ikatan emosional antara siswa dan guru. Duduk melingkar sambil membaca huruf hijaiyah, anak-anak tampak antusias dan fokus.
PLP Internasional ini juga memberikan pengalaman dalam pengelolaan proyek pembelajaran. Mahasiswa Unesa turut andil dalam pelaksanaan pameran karya anak, bazar makanan, dan pembuatan makanan tradisional Thailand, Luk Chup. Bazar makanan menghadirkan roti dan es seharga 10 baht (sekitar Rp5.000) yang disiapkan oleh para guru dan dijual oleh siswa, memberikan pengalaman berwirausaha sejak dini.
Dalam pameran, karya-karya kreatif siswa seperti alat peraga, kerajinan tangan, hingga media ajar dipajang dan dinilai oleh guru serta orang tua. Hal ini memperlihatkan bagaimana pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dalam kegiatan nyata yang membangun kepercayaan diri dan karakter siswa.
Momen paling emosional terjadi pada saat Graduation Day. Para siswa dari jenjang Kindergarten 3 mengikuti prosesi wisuda sebagai simbol keberhasilan mereka menyelesaikan pendidikan usia dini. Suasana haru menyelimuti acara perpisahan yang juga dihadiri oleh Karna dan Putri. Tak lupa, mereka menyerahkan cendera mata sebagai bentuk apresiasi kepada guru-guru yang telah membimbing mereka selama program berlangsung.
“Pengalaman ini lebih dari sekadar praktik mengajar. Kami belajar tentang kesabaran, kedisiplinan, dan kasih sayang dalam mendidik anak. Kami juga belajar tentang budaya dan tradisi lokal yang sangat kaya,” ungkap Karna.
Sebagai penutup, mahasiswa Unesa ini menyampaikan harapan agar silaturahmi antara kedua negara terus terjalin, dan program PLP internasional semacam ini bisa terus berlanjut untuk membuka wawasan mahasiswa tentang pendidikan global. “Kami pulang dengan membawa ilmu, pengalaman, dan kenangan yang tak terlupakan,” kata Putri dengan mata berkaca-kaca.
Pengalaman Karna dan Putri di Thailand menjadi bukti bahwa pendidikan lintas budaya mampu memperluas cakrawala dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dari perbatasan Thailand-Malaysia, dua pemuda Indonesia ini pulang dengan segudang inspirasi untuk masa depan pendidikan Tanah Air.
Share It On: