Mahasiswi Unesa, Vabrine, Raih Penghargaan SEA Teacher dan Jalani Praktikum di Filipina

Surabaya – Evabriane Rhesty Widodo, atau yang akrab disapa Vabrine, mahasiswi tahun keempat jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), berhasil meraih penghargaan SEA Teacher yang diselenggarakan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Sebagai bagian dari program ini, Vabrine mendapatkan kesempatan berharga untuk menjalani praktik mengajar di Saint Mary’s University (SMU), Filipina.
Mengenal SEA Teacher dan Saint Mary’s University
SEA Teacher merupakan program pertukaran mahasiswa di bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan memperkaya pengalaman lintas budaya. Program ini memberi kesempatan bagi mahasiswa dari negara-negara Asia Tenggara untuk mengajar di sekolah-sekolah mitra di luar negeri.
Salah satu institusi yang menjadi tujuan Vabrine adalah Saint Mary’s University (SMU), sebuah universitas Katolik di Filipina yang dikenal sebagai lembaga pendidikan unggulan di bawah misi Kongregasi Immaculati Cordis Mariae (CICM). SMU berkomitmen membentuk individu yang unggul, inovatif, serta memiliki semangat dalam menjalankan misi Kristus.
Pengalaman Mengajar di Filipina
Dalam program ini, Vabrine ditugaskan untuk melakukan pre-teaching di SMU Junior dan Science High School dengan spesialisasi di bidang bahasa Inggris. Praktikum ini memberikan pengalaman berharga baginya sebagai calon pendidik. Ia dapat mengevaluasi kemampuannya dalam mengajar serta mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan.
Selain itu, ia juga memiliki kesempatan untuk memahami kurikulum pendidikan di Filipina, yaitu K to 12, yang berbeda dengan kurikulum di Indonesia. Adaptasi terhadap sistem pendidikan baru ini menjadi tantangan tersendiri, namun juga memberikan wawasan yang luas bagi Vabrine dalam memahami metode pembelajaran di negara lain.
Lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan mengajar, pengalaman ini juga memperkaya pemahaman Vabrine tentang keberagaman dan pentingnya sikap saling menghormati antar budaya. Interaksi dengan siswa dan tenaga pendidik di SMU memberikan perspektif baru tentang bagaimana komunikasi lintas budaya dapat memperkaya proses belajar-mengajar.
Proses Praktikum dan Tantangan yang Dihadapi
Praktikum ini berlangsung selama empat minggu dengan tahapan yang sistematis. Pada minggu pertama, Vabrine mengikuti upacara pembukaan dan melakukan observasi kelas. Minggu kedua merupakan tahap pendampingan, di mana ia mulai membantu dalam proses pembelajaran dengan bimbingan mentor. Minggu ketiga menjadi minggu utama untuk praktik mengajar secara mandiri, sementara minggu keempat digunakan untuk evaluasi.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Vabrine adalah kendala bahasa, terutama dalam aspek pragmatik. Perbedaan pelafalan, kosakata, dan struktur kalimat berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi antara guru asing dan siswa di Filipina. Sebagai bukan penutur asli bahasa Inggris, Vabrine awalnya khawatir akan hal ini. Namun, dengan bimbingan dari mentor dan dukungan dari sesama mahasiswa, ia mampu mengatasi tantangan tersebut dan beradaptasi dengan baik.
Saran untuk Program SEA Teacher
Meskipun program ini memberikan banyak manfaat, Vabrine mengajukan beberapa saran untuk peningkatan ke depan, terutama terkait dengan jam mengajar. Saat ini, SEA Teacher mewajibkan peserta untuk mengajar selama 20 jam dalam program praktikum. Tantangan muncul karena waktu mengajar utama hanya tersedia dalam minggu ketiga, sehingga mencapai target tersebut cukup sulit.
Untuk mengatasi hal ini, Vabrine menggabungkan jam asistensi dari minggu kedua dengan jam mengajarnya, sehingga ia berhasil memenuhi persyaratan 20 jam. Namun, ia menyarankan agar program SEA Teacher mempertimbangkan pengurangan jam mengajar minimum atau memperpanjang durasi praktikum hingga satu bulan agar peserta memiliki lebih banyak waktu untuk memenuhi target tanpa harus mencari kelas tambahan.
Ucapan Terima Kasih dan Harapan untuk Masa Depan
Vabrine mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Unesa yang telah memberikan kesempatan baginya untuk menjadi bagian dari SEA Teacher. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek ini, termasuk mentor dan rekan-rekan mahasiswa yang telah membantunya selama praktikum.
Sebagai harapan ke depan, ia berharap agar komunikasi terkait informasi keberangkatan dan pelaksanaan program bisa lebih jelas dan terstruktur. Hal ini penting agar peserta memiliki persiapan yang lebih matang sebelum menjalani pengalaman mengajar di luar negeri.
Pengalaman Vabrine dalam program SEA Teacher tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sebagai calon guru bahasa Inggris, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain yang bercita-cita untuk mendapatkan pengalaman internasional dalam dunia pendidikan. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa kesempatan belajar dan mengajar di luar negeri dapat memberikan wawasan luas serta keterampilan yang lebih mendalam dalam dunia pendidikan.
Share It On: