Belajar Sambil Berdampak: Kisah Sukses Kelompok Kampus Mengajar 7 di SMP Wijaya Sukodono
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/mbkm/thumbnail/199de18c-971e-4cd5-b2ea-b5261fcfa59d.jpg)
“Belajar sambil berdampak” bukan sekadar slogan bagi kelompok mahasiswa yang diterjunkan melalui program Kampus Mengajar Angkatan ke 7 di SMP Wijaya Sukodono. Dilansir dari video terbaru channel Youtube SMP Wijaya Sukodono, kelompok ini telah memberikan kontribusi nyata yang signifikan di berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik selama 4 bulan bertugas.
Dalam bidang akademik seperti literasi, kelompok mahasiswa ini memulai dengan melakukan revitalisasi perpustakaan sekolah. Mereka mengumpulkan donasi buku dari berbagai sumber dan menginisiasi pojok baca dengan QR code, yang memungkinkan siswa untuk mengakses bahan bacaan digital secara mudah. Mereka juga memperkenalkan Program Lentera (Let’s Read and Action) yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa. Selain itu, kelompok ini menghidupkan kembali majalah dinding (mading) sekolah dan memberikan bimbingan siswa yang akan melaksanakan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) khususnya di bidang literasi. Bidang yang tidak kalah penting seperti bidang numerasi juga diperhatikan oleh para mahasiswa ini. Mereka mengadopsi pendekatan pembelajaran yang kreatif dengan menggunakan permainan. Pendekatan ini berhasil menarik minat siswa dan membuat belajar matematika menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu,
Di luar bidang akademik, kelompok Kampus Mengajar Angkatan 7 ini juga berperan dalam peningkatan kompetensi teknologi para guru di SMP Wijaya. Mereka mengadakan pelatihan penggunaan Canva dan Google sebagai media pembelajaran. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu guru dalam menyusun materi ajar yang lebih menarik dan interaktif. Tidak hanya itu, mereka juga mengadakan sosialisasi mengenai tiga dosa pendidikan yang meliputi perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Kelompok ini juga peduli terhadap lingkungan. Mereka melaksanakan program Zero Waste: Ecoprint, yang mengajak siswa dan warga sekolah untuk mengurangi sampah dengan cara yang kreatif dan bermanfaat. Program ini tidak hanya memberikan edukasi lingkungan tetapi juga menghasilkan produk ecoprint yang menarik.
Pada momen-momen tertentu, kelompok ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan spesial. Misalnya, selama bulan Ramadan, mereka mengadakan Festival Islamic Ramadan yang penuh dengan kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Pada hari Kartini, mereka merayakannya dengan mengenakan batik, mengajarkan siswa tentang pentingnya menghargai budaya dan sejarah Indonesia.
Keberhasilan kelompok mahasiswa ini menunjukkan bahwa program Kampus Mengajar tidak hanya memberikan manfaat akademik tetapi juga membangun karakter dan kesadaran sosial di kalangan siswa. Mereka telah membuktikan bahwa belajar sambil berdampak bukan sekadar slogan, melainkan sebuah kenyataan yang bisa diwujudkan dengan dedikasi dan kreativitas.
Share It On: