Bukan Sekadar Keripik Singkong Biasa, Inovasi Kekinian dari Kelompok 12 BONEK UNESA
Bukan Sekadar Keripik Singkong Biasa, Inovasi Kekinian dari Kelompok 12 BONEK UNESA
Mbkm.unesa.ac.id., SURABAYA-- Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tergabung dalam Kelompok 12 Program Bootcamp UNESA Kewirausahaan (BONEK) Wirausaha Merdeka 2024 berhasil menciptakan inovasi camilan keripik singkong yang kini mampu bersaing dengan keripik kentang di pasaran.
Adziqi, ketua kelompok, menjelaskan bahwa awal mula ide ini yaitu berangkat dari masalah rendahnya minat anak muda terhadap keripik singkong tradisional yang dianggap kurang menarik dibandingkan camilan modern seperti keripik kentang.
“Keripik singkong sering dianggap kurang menarik, terutama di kalangan generasi muda. Karena itu, kami ingin menghadirkan produk yang lebih relevan dengan selera mereka tanpa meninggalkan identitas lokal singkong sebagai bahan utama,” ucap Adziqi.
Inovasi ini diwujudkan melalui eksplorasi rasa seperti blackpaper, rumput laut, jagung bakar, pizza, keju, sapi panggang, salted eeg, dan seblak, yang akrab di lidah masyarakat. Proses produksi juga menjadi perhatian utama, dengan memanfaatkan singkong berkualitas tinggi dan teknik pengolahan modern untuk menghasilkan tekstur renyah dan ringan seperti keripik kentang pada umumnya.
Untuk menguji konsumen terhadap produk inovatif mereka, Kelompok 12 BONEK UNESA ini melakukan tes pasar dengan menyebarkan sampel produk secara gratis di acara Car Free Day (CFD) Taman Bungkul, Surabaya. Strategi ini tidak hanya mengenalkan produk keripik singkong kepada masyarakat, tetapi juga mendapatkan umpan balik langsung dari calon konsumen.
“Kami ingin tahu bagaimana respons masyarakat terhadap rasa, tekstur, dan kemasan produk kami. Kegiatan seperti ini sangat membantu kami memahami kebutuhan dan preferensi konsumen. Kami akan terus melakukan perbaikan berdasarkan masukan yang kami terima, agar produk ini semakin sesuai dengan harapan masyarakat,” ucap Maulidayanti, anggota kelompok.
Ia juga menyampaikan harapannya agar usaha yang sedang dirintis ini tidak hanya berhenti di program Wirausaha Merdeka tetapi terus berkembang dan menjadi langkah awal untuk menciptakan peluang bisnis berkelanjutan, bahkan setelah program ini berakhir.
“Kelompok kami berkomitmen untuk terus berinovasi, baik dalam pengembangan varian rasa maupun memperluas jaringan pemasaran, saya optimis dengan kerja keras, kolaborasi, dan dukungan dari universitas, produk ini dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi kelompok tetapi juga perekonomian lokal, khususnya para petani singkong,” tegasnya penuh motivasi.
Melalui program Wirausaha Merdeka, kelompok 12 membuktikan bahwa ide sederhana, seperti memodifikasi keripik singkong tradisional, dapat memiliki dampak besar jika ditangani dengan serius. Mereka berharap agar semakin banyak mahasiswa yang tergerak untuk memanfaatkan program MBKM ini sebagai langkah awal membangun usaha yang berkontribusi pada perekonomian masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya mampu belajar teori, tetapi bisa menciptakan solusi nyata melalui inovasi dan kreativitas. Usaha ini menjadi bukti bahwa peluang bisa diciptakan dari potensi lokal yang mungkin selama ini kurang dilirik,” tambah Adziqi.
Dengan inovasi ini, Kelompok 12 Bootcamp UNESA Kewirausahaan (BONEK) tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan pasar, tetapi juga menunjukkan bahwa singkong, sebagai salah satu kekayaan lokal, mampu bersaing di industry kuliner modern.
Penulis: Mochammad Ja’far Sodiq
Share It On: