Pengalaman Firly Amalia di Saint Mary’s University, Philippines
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/mbkm/thumbnail/f3da4d5f-19d5-472e-8d8e-f8a5e31311c6.jpg)
FIrly Amalia merupakan mahasiswi dari Universitas Negeri Surabaya yang berkesempatan memiliki pengalaman mengajar di Saint Mary’s University, Philippines.
Profil Sekolah
Universitas Saint Mary (SMU) adalah sekolah swasta berlokasi di Bayombong, Nueva Vizcaya, Filipina. Dikenal karena dedikasinya dalam memberikan kualitas pendidikan dan membentuk individu yang berwawasan luas. SMU menawarkan program dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, termasuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Sains, yang merupakan bagian dari K-12 sistem. Kedua sekolah fokus pada penciptaan lingkungan belajar yang mendukung dan dinamis itu mendorong siswa untuk berkembang secara akademis, secara sosial, dan pribadi.
Visi
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Sains Universitas Saint Mary bertujuan untuk menjadi lembaga menengah Katolik terkemuka, yang berfokus pada pembinaan siswa yang mewujudkan keunggulan, inovasi, dan misi Kristus
Misi
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Sains Universitas Saint Mary bertujuan untuk membina siswa yang mencerminkan keunggulan, inovasi, dan misi Kristus. Sekolah mendukung iman melalui perayaan, amal, dan pendidikan, sambil mendorong kepemimpinan, kewarganegaraan yang bertanggung jawab, dan advokasi sosial. Ini berfokus pada pertumbuhan akademik, pengembangan karakter, dan kesejahteraan siswa, sekaligus mempromosikan kreativitas dan olahraga. SMU JHS & Science High School memperkuat komunitas melalui kepemimpinan etis dan kerja tim
Pada minggu pertama saya di Filipina, saya berkesempatan mengamati kelas Bu Mayne, dimulai dari bagian Investigator Kelas 9. Pembelajaran terfokus pada penulisan esai, disampaikan melalui pendekatan pengajaran yang interaktif dan menarik. Bu Mayne mendorong partisipasi aktif dengan memfasilitasi diskusi, mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran, dan membimbing siswa melalui proses menulis. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk percaya diri mengekspresikan ide-ide mereka sambil mengasah keterampilan menulis mereka. Selama pengalaman saya mengajar di SMP Saint Mary’s University, saya berkesempatan untuk mengajarkan materi drama. Mempersiapkan pelajaran ini sangat menarik dan menambah wawasan, ketika saya menjelajahi struktur unik perencanaan pembelajaran yang digunakan di Filipina. Meskipun secara keseluruhan isi RPP sangat mirip dengan yang ada di Indonesia—mencakup identitas materi, tujuan, kegiatan, dan penilaian—terdapat perbedaan yang jelas. Khususnya, RPP di SMP SMU menekankan pada integrasi nilai-nilai inti atau keutamaan Maria. Hal ini memastikan bahwa setiap pembelajaran membina siswa secara holistik, menyelaraskan pembelajaran akademis dengan pembentukan karakter. Selain itu, berbeda dengan di Indonesia, RPP tidak secara eksplisit mensyaratkan pencantuman metode pengajaran tertentu. Untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik, saya mengintegrasikan teknologi ke dalam rencana pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Untuk pelajaran ini, saya menggunakan Wordwall, sebuah platform permainan edukatif, untuk membuat aktivitas menarik di mana siswa dapat meninjau konsep-konsep kunci dalam drama melalui kuis dan permainan interaktif. Pendekatan ini tidak hanya membuat siswa termotivasi tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi dapat meningkatkan proses pembelajaran. Salah satu tantangan utama yang saya hadapi selama demonstrasi mengajar adalah beradaptasi dengan periode kelas yang lebih pendek di Filipina, yang dibatasi hanya satu jam, tidak seperti durasi kelas yang lebih panjang di Indonesia. Keterbatasan waktu ini membuat sulit untuk membahas seluruh topik yang direncanakan secara mendalam, terutama istilah-istilah teknis dalam drama, tanpa merasa terburu-buru. Untuk mengatasi hal ini, saya berfokus pada penyampaian konsep-konsep paling penting selama kelas sambil memberikan bacaan tambahan atau pekerjaan rumah bagi siswa untuk mengeksplorasi sendiri detail yang lebih halus. Mengelola keseimbangan ini memerlukan manajemen waktu yang cermat, yang saya dukung dengan menggunakan pengatur waktu yang terintegrasi dalam presentasi PowerPoint saya agar pelajaran tetap pada jalurnya. Namun tantangan lain yang tidak dapat diprediksi adalah seringnya terjadi angin topan di Filipina yang terkadang mengganggu jadwal dan proses pembelajaran. Interupsi yang tidak terduga ini memerlukan lebih banyak fleksibilitas dalam perencanaan pembelajaran, karena saya harus menyesuaikan jadwal dan terkadang mengajarkan kembali konsep-konsep tertentu. Pengalaman ini menyoroti pentingnya penentuan prioritas, perencanaan strategis, dan kemampuan beradaptasi dalam memaksimalkan pembelajaran dalam jangka waktu yang terbatas dan tidak dapat diprediksi.
Share It On: